Rabu, 06 April 2011

MANUSIA DAN PENDERITAAN


MANUSIA DAN PENDERITAAN

1.pengertian penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenilcmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan "risiko" hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya . Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai nilai religius Tuhan telah memberikan hal-hal tersebut.
            Oleh karna itu kita sebagai umat beragama jangan lah menganggap suatu penderitaan itu adalah kemarahan yang diberikan oleh sang maha pencipta melainkan penderitaan itu adalah cobaan atau teguran yang ingin disampaikan-nya. Jadi ambillah hikmah dari suatu penderitaan yang diberikan oleh tuhan kepada kita yang sedang dilanda dalam masalah.

2. SIKSAAN

Siksaan merupakan suatu penderitaan yang diterima oleh seseorang. Penderitaan itu sendiri berbentuk penganiayaan. Seseorang mengalami penganiyaan yang membuatnya mendapat siksaan dan merasa tersiksa. Kenyamanan tentu saja tidak dapat oleh seseorang yang mengalami siksaan tersebut. Dengan siksaan yang didapat oleh seseorang, pastilah akan membuat orang itu mendapat luka baik luka fisik maupun luka hati atau yang lebih terkenal dengan nama ‘sakit hati’. Bahkan tidak hanya luka yang didapat oleh orang yang disiksa, akan tetapi juga tidak sedikit dendam yang timbul dari orang yang disiksa tersebut terhadap orang yang menyiksanya. Oleh karena itu mestinya tak ada lagi orang yang semena-mena menyiksa orang lain agar tak timbul lagi suatu dendam. Yaitu dengan membuat peraturan atau hukum yang sudah ada seperti sekarang ini. Dalam hal kali ini siksaan dapat terjadi apabila orang tersebut melakukan suatu kesalah yang ditimbulkan akibat tindakan dia yang melanggar suatu hokum atau tidak menjalankan suatu perintah dan tidak menjalankan suatu yang sudah diperintahkannya yaitu perintah dari tuhan yang maha esa, siksaan yang kan diberikan misalnya yang akan terjadi di alam akhirat atau pun didunia yaitu suatu azab dari tuhan.



3. KETAKUTAN MENTAL

Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidak mampuan seorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala –gejala permulaan bagi seseorang ynag mengalami kekalutan mental adalah :
  1. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyerih pada lambung
  2. Nampak pada kejiwaanya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
  1. Gangguan jejiwaan Nampak pada gejala – gejala keidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
  2. Usaha mempertahankan diri, dengan cara negative, yaitu mundur / lari, sehingga cara bertahan dirinya salah, pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya. Sehingga tidak memnekan perasaanya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan / memecahkan persoalan
  3. Kekalutan merupakan titik patah (mental break down) dan ynag nersangkutan mengalami gangguan.
Sebab – sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
  1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani / mental yang kurang sempurna, hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukan dan menghancurkan mentaknya.
  2. Terjadinya konflik social budaya akibat mnorma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada pada masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
  3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan social, over acting sebagai overcompensatie.

         

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar